Sabtu, 02 Januari 2010

Umbi Mikro Kentang

Umbi Kentang

Umbi Kentang

Benih Kentang Sebesar kacang Tanah

By: R Ipran Amb

Lazimnya bibit kentamg berbobot seukuran telur ayam.Paling kecil sebesar telur puyuh.Namun kini ada benih liliput berbobot 200 mg.Ukurannya Cuma setara biji kacang tanah.Dibanding umbi mini yang berbobot 1 – 5 g,sosok umbi mikro – begitu nama bibit liliput – amat kecil.

Dinegara maju seperti Swiss,Korea Selatan,Amerka Latin,dan Israel umbi mikro banyak digunakan untuk perbanyakan bibit kentang generadi Go.beberapa tahun b elakang ini,bibit baru itu diperkenalkan di Indonesia umbi mikro memiliki banyak kelebihan.Ia mudah diangkut saat pengiriman,tidak perlu proses aklimatasasi terlalu lama,ia mudah diangkut saat pengiriman,tidak perlu proses aklimatisasi terlalu lama,dan bisa langsung ditanam di lahan.

Waktu kritisnya hanya pada minggu pertama penanaman .Oleh karena itu sebelum muncul tunas,umbi harus benar-benar dijaga.Caranya antara lain dengan menjaga kesediaan air.Satu sampai dua minggu setelah tanam,tunas baru sudah muncul ke permukaan tanah.Perawatan selanjutnya sama dengan bibit kentang lainya.

Umbi mikro hanya memiliki sedikit mata tunas.Jika umbi biasa terdiri dari 4 – 6 mata tunas,si liliput hanya 1 – 2 mata tunas.”Pemyebabnya karena masih ada dominasi apikal (bagian ujung tunas,red). Perkembangan satu tunas menghambat tunas lain,” ujar alumnus University of Wiscounsin itu.Produktivitas diduga rendah,hanya 10 ton/ha,setengah dari umbi biasa.Untuk meningkatkan produktivitas,Watimena menyaranka umbi mikro ditanam dulu di dalam screenhouse selama 1 – 2 minggu hingga bertunas .Barulah dari sini tanaman diperbanyak dengan cara setek biasa.

Di kultur jaringan umbi mikro didapat setelah menambah zat pemacu pembelahan sel atau giberlin,ke dalam planlet.Pertumbuhan tunas akan terhenti dan umbi mulai terbentuk dari ketiak-ketiak daun.Satu planlet rata-rata menghasilkan 5 umbi.Umbi bisa dipanen 4 bulan setelah proses pengkulturan.Umbi mikro bisa ditanam di daerah dengan ketinggian minimal 1.000 m dpl.Jarak tanamnya 70 cm x 25 cm.

Saat ini bibit baru itu relative mahal.Watimena pernah menjual dengan harga Rp.400.000,- per umbi di sebuah pameran.Harga mahal karena untuk mendapatkannya juga butuh biaya yang tidak sedikit.Tak heran jika sampai saat ini baru dilakukan di balai penelitian.

Bermacam-macam jenis umbi bibit kentang.

Donata

Nama kentang ini sudah ada di Enrekang sejak 27 tahun lalu.Awalnya dibawa dari Jawa Barat,setelah sekian lama varietas ini akhirnya beradaptasi dilingkungan sekitar.Bobotnya 250 g/umbi,lingkar buah 10 cm.Jika ditanam di ketinggian 800 m dpl keatas,produktivitasnya mencapai 16-20 ton/ha.Pekebun kentang memasarkan kentang donata hingga seluruh Indonesia.Volume perdagangannya 180 ton perhari.Harga mencapai Rp.3.500 – Rp.4.000/kg.Enrekang memang terkenal dengan potensi hortikulturnya.Curah hujan sepanjang tahun menyebabkan komoditas hortikultura tumbuh subur.Kentang menempati urutan ke-3 setelah kubis dan bawang merah.Atzimba dan donate adalah varietas unggul daerah.Potensi pengembangannya sampai 3000 ha.Tapi,baru 610 ha yang dimanfaatkan.Enam puluh persen atau sekitar 366 ha ditanami donate.Atzimba hanya 5%,sisanya adalah granola.Bagi perkebunan di pulau Jawa,granola memang rajanya.Ragamnya kian banyak bahkan kini ada 3 varietas kentang baru yang siap dluncurkan oleh Balai Penelitian Tanaman Sayuran,Lembang.

Tenggo

Ini bukan nama tarian asal Amerika Latin.Kentang baru ini punya kelebihan istimewa,resisten terhadap penyakit busuk daun dan nematoda akar.Produktivitas dilahan 33,5 tion/ha.Bobot kering menacapai 17,5%.Mata tunasnya tergolong kelas medium,tidak terlalu dangkal ataupun dalam.Tenggo cocok digunakan sebagai kentang sayur dan bahan baku pembuatan keripik kentang.

LBR – 40

Sang calon varietas baru ini bernama LBR – 40.Menurut Ir.Kusmana,peneliti pemuliaan tanaman di Balitsa,LBR – 40 punya kelebihan utama tahan busuk daun,bahkan melebihi varietas lama.Rencananya saat dilepas LBR – 40 akan bersalin nama menjadi repita,singkatan dari resisten phytopthora (penyebab busuk daun pada kentang).Produktivitas dilapangan bisa mencapai 31,2 ton/ha.Umur panennya tergolong panjang untuk ukuran biasa,yaitu 100 hari setelah tanam.LBR – 40 dijagoakn bisa menggantikan granola,varietas yang sudah lama dikenal pekebun.

Merbabu – 17

Ini dia varietas kentang yang diharapkan tahan lama penggorok daun Varietas yang diberi nama seperti gunung di Jawa Tengah ini berpotensi hasil hingga 24 ton/ha.Tanaman bisa dipanen pada umur 90 – 120 hari setelah tanam.Selangkah lebih maju,merbabu – 17 sudah menjalani anallisa kandungan umbi.Dalam 100 g umbi terdapat 28,371 ml vitamin C dan kandungan karbohidratnya 13,145%.Mau pilih yang mana,terserah pekebun

Jenis Umbi

Jenis Umbi

Jumat, 01 Januari 2010

Talas Jepang

TALAS JEPANG (SATOIMO)

Awal keberadaan Talas Jepang di Indonesia adalah pada masa pendudukan Jepang. Talas Jepang dikenal oleh masyarakat di Toraja dengan nama TALAS BITHEK, dan di Buleleng Bali dikenal dengan KELADI SALAK karena rangkaian umbinya seperti buah salak (LIPI, 2002)
Konsorsium Satoimo Indonesia-Jepang bekerjasama dengan KADIN Indonesia, telah mulai melakukan Pengembangan Budidaya Satoimo di Indonesia sejak tahun 2003. Hingga akhirnya pada 16 Februari 2006 hingga saat ini satoimo dari Indonesia telah diekspor ke Jepang.

POTENSI PASAR

50 % penduduk Jepang yang berjumlah ± 120 juta orang, mengkonsumsi Talas Jepang sebagai makanan pokok selain beras. Sehingga saat ini kebutuhan Jepang mencapai ± 360.000 ton pertahun (Otsubo,1996), sedangkan kapasitas produksi di Jepang terus menurun hingga 250.000 ton pertahun, karena keterbatasan lahan dan faktor iklim yang tidak memungkinkan untuk bertani sepanjang tahun (JETRO, 1994).

Kekurangan pasokan satoimo sebagaian besar diimpor Jepang dari China, yaitu mencapai ± 55.000 ton s/d 60.000 ton (JAPAN IMPORTS/EXPORTS). Oleh karena itu Jepang masih kekurangan pasokan satoimo sebesar ± 40.000 ton s/d 45.000 ton pertahun. Indonesia berpotensi untuk memenuhi kekurangan pasokan satoimo ke Jepang, karena merupakan negara agraris dengan dua musim yang dapat mendukung kegiatan pertanian sepanjang tahun.

MANFAAT
  • UMBI SEGAR: Sumber Calsium dan Kalori yang tinggi, tetapi kandungan karbonhidratnya rendah sehingga dapat dikonsumsi sebagai makanan DIET juga baik untuk penderita DIABETES
  • PATI/POWDER: sebagai bahan produksi makanan/minuman sehat; seperti pengental (starch), bubur bayi makanan orang tua, bahan baku kue dan roti, pencampur tepung terigu sebagai pengganti kentang. Farmasi/obat-obatan: sebagai pengisi kapsul dan tablet.
  • SERAT/FIBRE : Sebagai bahan campuran pembuatan JELLY, Ice Cream biscuit filling, preparat sup, minuman berserat, pudding, makanan dan minuman diet dan penderita diabetes, dll.

PEMBIBITAN

Secara konvensional Bibit tanaman Satoimo adalah berasal dari Umbi . Selama ini, Umbi untuk bibit tersebut diimpor dari Negara China, dengan resiko yang ditanggung :
1. Kadang2 umbi yang sudah diterima sudah busuk hinggga 25%
2. Membawa hama penyakit dari China yang berbahaya
3. Umbi gagal disemai
4. Kualitas Umbi beragam, baik ukuran maupun umur
6. Karena hasil impor, harga Umbi lebih mahal.

Oleh karena itu Lab kultur jaringan SEAMEO BIOTROP Sejak tahun 2006 mulai memproduksi bibit Talas Jepang melalui teknik kultur jaringan, sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan Petani akan bibit Talas Jepang /Satoimo berkualitas, bebas penyakit dengan harga terjangkau.

PERSYARATAN TEMPAT TUMBUH
  1. Tanaman talas menyukai tanah yang gembur, kaya akan bahan organik atau humus.
  2. Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah dengan berbagai jenis tanah, misalnya tanah lempung yang subur dan coklat, tanah vulkanik, andosol, tanah latosol.
  3. Untuk mendapatkan hasil yang tinggi, harus tumbuh di tanah drainase baik dan PH 5,5-6,5. Bila PH dibawah 5,0 tanah harus diberi perlakuan kapur 1 ton/HA.
  4. Tanaman ini membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air. Apabila tidak tersedia air yang cukup atau mengalami musim kemarau yang panjang, tanaman talas sulit tumbuh.
  5. Selama pertumbuhan tanaman ini menyukai tempat terbuka dengan penyinaran penuh serta pada lingkungan dengan suhu 25-30 °C dan kelembaban tinggi.

CARA BUDIDAYA

  1. Penataan lahan ( pembuatan guludan /bedengan ) Ukuran panjang guludan/bedengan dapat disesuiakan dengan luasan lahan yang ada, sedangkan lebar 120 cm dan tingginya 15 cm. pembuatan lobang tanam dengan jarak 60 cm x 40 cm dengan diameter lobang 25 cm dan kedalaman 15 cm.
  2. Pemberian KOMPOS 400-500 gr, pupuk NPK ( 15-15-15 ) 5 gr, dan 2 gr furadan pada setiap lubang tanam, kemudian DIADUK secara merata dengan tanah yang ada dilobang dan disiram air secukupnya, selanjutnya didiamkan selama 2 s/d 4 hari sebelum mulai tanam.
  3. Umbi yang telah tumbuh berdaun dua dan telah berakar (kondisi sehat), diletakkanpada lobang tanam dengan kedalaman dari permukaan maksimum 10 cm. Selanjutnya ditimbun dengan tanah disekitar lobang dan disiram.
  4. Penyiraman setiap hari pagi dan sore jika diperlukan sesuai dengan kondisi kelembaban tanah disekitar tanaman.
  5. Pemberian pupuk NPK ( 15-15-15 ) 5 gr setiap tanaman pada umur tanaman 1 bulan setelah tanam yang ditaburkan 10 cm – 20 cm dari batang tanaman (melingkar) dan langsung ditimbun tanah sekitarnya,
  6. Pembersihan gulma dan pembumbunan tanah, tingginya bumbunan 5 s/d 10 cm dari pangkal batang tanaman itu sendiri, juga dilakukan kalau terjadi erosi karena hujan.
  7. Panen dapat dilakukan setelah tanaman berumur antara +/-5 bulan setelah tanam.

ANALISA USAHA (1 HA, 6 bulan)

I. BIAYA
1. Sewa lahan (6 bulan) Rp.
1.000.000,-
2. Persiapan dan Pengolahan Lahan Rp.
2.500.000,-
3. Bibit 25.000 umbi @ Rp.300,- Rp.
7.500.000,-
4. Kompos 10 ton @ Rp.500,-/kg Rp.
5.000.000,-
5. Pupuk NPK 250 kg @ Rp4.000 Rp.
1.000.000,-
6. Obat-obatan/pestisida Rp.
1.000.000,-
7. Upah Tenaga Kerja
a. Pembibitan 25 HOK @ Rp.15.000,- Rp.
375.000,-
b. Penanaman 25 HOK @ Rp.15.000,- Rp.
375.000,-
c. Pemeliharaan 25 HOK @ Rp.15.000,- (3 x) Rp.
1.125.000,-
d. Panen 50 HOK @ Rp.15.000,- Rp.
750.000,-
e. Pasca panen 50 HOK @ Rp.15.000,- Rp.
750.000,-
Total Biaya Langsung
Rp.
21.375.000,-
8. Biaya Modal 18% per tahun (6/12 x 18% x Rp.21.375.000) Rp.
1.923.750,-
Total Biaya
Rp.
23.298.750,-
II. PENDAPATAN (Asumsi Hasil Panen 20.000 Kg/HA;
Harga Satoimo Rp.2000/kg)
20.000 Kg x Rp. 2.000,- Rp.
40.000.000,-
III. KEUNTUNGAN (per HA) Rp.
16.701.250,-

good feel

"Great Christmas & Cool New Year 2010"